Masjid
Baiturrahman adalah tempat yang dipilih oleh Frida & Ibrahim untuk
berlangsungnya acara pernikahan mereka dan menjadi saksi pada saat ijab qabul
dilaksanakan. Terletak di komplek MPR/DPR RI Senayan, Masjid ini menjadi venue pilihan favorit untuk acara pernikahan karena letaknya yang strategis dan kapasitas untuk tamunya yang cukup besar.
Ruangan
dalam Masjid Baiturrahman inilah yang akan menjadi tempat/saksi bahwasanya pada
hari itu juga Frida & Ibrahim akan melangsungkan prosesi akad nikah/ijab
qabul, dimana dalam susunan pernikahan bagi umat muslim yang paling penting dan
sakral adalah ijab qabul, tanpa ada ijab qabul maka tidak sah sebuah
pernikahan.
Ijab
qabul merupakan syarat sah dalam sebuah pernikahan, seperti halnya sebuah
transaksi, maka ijab qabul merupakan transaksi suci dan sakral yang langsung
berhubungan dengan Allah SWT. Dimana sebuah pernyataan permintaan dan
penerimaan yang menyangkut sepanjang kehidupan pengantin, khususnya pengatin
perempuan yang dimintakan oleh pengantin pria kepada ayah sang pengantin
perempuan (wali nikah).
Pukul 05:00 Pagi. Frida sedang bersiap di kamar rias
pengantin, di-make up untuk acara prosesi akad nikah nanti dimana Frida selalu
mengeluarkan senyuman manisnya dan terlihat begitu tenang.
Di dalam Gedung Masjid Baiturrahman terlihat sudah seluruh
keluarga besar baik dari calon mempelai wanita maupun calon mempelai pria
sedang menanti kedatangan calon mempelai wanita duduk bersanding di samping
calon mempelai pria untuk melaksanakan prosesi akad nikah/ijab qabul.
Kini tiba waktunya dimana sebelum melangsungkan prosesi akad
nikah/ijab qabul Frida harus membacakan
Qcard
Sandra’s Projectyang berisikan permohonan maaf atas segala kesalahan,
kekhilafan yang telah diperbuat sekaligus meminta ijin agar dapat dinikahkan
dengan suami pilihan Frida sendiri yaitu Ibrahim yang akan menjadi pendamping
hidupnya.
Selesai sudah prosesi akad nikah kini kedua mempelai telah resmi
menjadi pasangan suami istri.
Setelah akad nikah kini dilanjutkan dengan acara Sungkeman.
Acara Sungkeman sendiri adalah tradisi yang menjadi ciri khas bagi masyarakat
jawa, dimana acara sungkeman biasanya diadakan untuk melengkapi acara tertentu
misalnya acara pernikahan. Arti sungkeman sendiri berasal dari kata sungkeman
yang bermakna bersimpuh atau duduk berjongkok sambil mencium tangan.


Seluruh tahapan dilaksanakan setelah proses akad nikah dan
kedua pasangan resmi menjadi suami istri. Setelah upacara sungkeman, prosesi
dilanjutkan dengan acara saweran. Saweran adalah mendudukan kedua mempelai
berdampingan, didampingi oleh kedua orang tua masing – masing. Kedua mempelai
dipayungi, lalu sambil diiringi oleh nyanyian sunda yang berisi petuah, dan
mereka akan melemparkan kepada hadirin berbagai barang sebagai simbol. Barang
tersebut berisikan uang receh, beras, irisan kunyit, permen dan lipaan daun
sirih. Masing-masing dari barang-barang tersebut mempunyai makna, uang sebagai
simbol kemakmuran, beras adalah simbol kesejahteraan, permen manandakan sepahit
apapun kehidupan harus selalu diselesaikan dengan manis, irisan kunyit
dianalogikan bahwa kunyit itu bermanfaat bisa untuk makanan, bisa untu obat,
dan istri harus berperan seperti itu bisa memasak dan menjadi obat untuk suami
kelak. Lipatan daun sirih sendiri dapat diharapkan menjadi simbol agar dalam
membina tetaplah harum dan bermanfaat seperti daun sirih.

Dekorasi
pelaminan pada umumnya selalu menjadi pusat perhatian para tamu dan undangan
yang hadir pada saat diadakannya resepsi pernikahan. Selain mencerminkan sebuah
gaya dan tema dari diadakannya resepsi acara pernikahan tersebut, pelaminan
juga menjadi wujud karakteristik dari komponen – komponen baik itu adat budaya
yang dipakai. Sunda modern menjadi tema pelaminan pada pesta pernikahan siang itu dengan nuansa dusty pink dan abu-abu.


Kedua
pengantin memasuki gedung serbaguna Mesjid Baiturrahman dimana gedung tersebut
adalah tempat untuk berlangsungnya resepsi acara pernikahan. Kirab pengantin memasuki area resepsi dengan diiringi tarian merak dan Mang Lengser. Tari Merak sendiri merupakan salah satu ragam
tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak.
Gerakan tari merak sendiri lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan keceriaan
dan kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai kecerian
yang digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan kostum yang
digunakan oleh sang penari.
Senyum
kebahagian selalu terlihat dari pasangan kedua mempelai.
Teruntuk Frida &
Ibrahim: "Selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga yang sakinnah
mawaddah warrahma…" Dan terima kasih juga atas kepercayaannya kepada
Sandra’s Project dalam mengabadikan moment yang
bahagia ini.
-
Adat Pernikahan: Sunda
Lokasi: Mesjid Baiturrahman, Komplek DPR/MPR Jl. Gelora No.1, Jakarta Pusat.