Acara pernikahan Selvin
dan Rudy dengan konsep pernikahan internasional menjadi
project yang kami kerjakan kali ini.
Acaranya sendiri diselenggarakan
digedung Mahkamah Konstitusi yang biasa dikenal dengan gedung MK terletak di kota Bekasi.
Selvin dan Rudy merupakan pasangan yang sangat simple dan mandiri, semua persiapan menjelang acara terpenting dalam hidup mereka, mereka kerjakan semuanya sendiri tanpa banyak melibatkan keluarga besar. Pasangan ini bertemu dengan Sandra’s Project hanya 2 kali, pertama pada saat booking awal sekaligus menjelaskan konsep seperti apa yang mereka inginkan dan technical meeting di venue. Keduanya mempercayakan semuanya kepada Sandra’s Project. Dengan hanya ditemani oleh sepupunya , pasangan ini menghadiri technical meeting untuk memastikan semua persiapan terakhir dengan Sandra’s Project dan vendor lainnya.
Untuk keseluruhan dekorasi mereka memilih tema warna gold dan maroon, warna tersebut mampu menyulap seluruh ruangan terlihat lebih elegan dan mewah. Mulai dari peletakan standing flower, meja gallery dengan foto-foto kedua mempelai, gazebo, pergola ranting diarea pintu masuk dan keluar, panggung music, penempatan buffe dan area tamu VIP, semuanya tertata rapi, sesuai dengan konsep yang telah disepakati.
Selvin, mempelai wanita
mengawali persiapannya dengan mempercantik diri di salah satu bridal didaerah
Kelapa Gading, mulai dari make up, hair do dan gaun, ia selesaikan detailnya
ditempat tersebut dibantu oleh tenaga professional disana agar penampilannya
dihari yang istimewa ini tidak terlupakan oleh siapapun yang menyaksikannya.
Selvin terlihat sangat cantik dan anggun dengan
gaun putih yang ia pilih, simple tapi memukau.
Ditempat
yang sama, Rudi, sang mempelai pria juga melakukan persiapan yang serupa.Mulai
dari pulasan make up tipis agar tidak terlihat pucat sampai dengan setelan jas
silvernya. Rudy merapikan sendiri setelan jasnya, ia terlihat sangat tampan . Keduanya terlihat
sangat menikmati persiapan ini. Meski sekilas nampak ketegangan pada wajah
Rudy, perasaan yang sangat wajar dan biasa dirasakan oleh para calon mempelai,
namun hal itu tidak mengganggunya sedikitpun.
Setelah
selesai sesi make over tersebut, kemudian mereka menuju kekediaman
masing-masing untuk melaksanakan prosesi selanjutnya.
Di
kediamannya, Rudy dan keluarga melaksanakan beberapa tradisi seperti ibu
mempelai pria memasangkan jas dilengkapi dengan sarung tangan dan menyerahkan hand bouquet kepada Rudy untuk diberikan
kepada Selvin, lalu tradisi pengguntingan pita merah ( melangkahi kakak ) didepan pintu yang akan dilakukan oleh kakak
perempuan Rudy .Tradisi ini dilakukan karena masih ada kakak dari Rudy yang
belum menikah dan dia akan melangkahinya, setelah semua tradisi ini dilakukan,
barulah Rudy diizinkan keluar rumah
untuk selanjutnya menjemput Selvin.
Biasanya tradisi pengguntingan pita merah juga disertai dengan memberikan hadiah (plangkahan ) kepada kakak yang belum menikah tersebut.Tradisi barang plangkahan tidak hanya ada di tradisi jawa atau sunda, tetapi juga pada tradisi pengantin Tionghoa. Hal ini dilakukan dengan tujuan pengantin meminta izin kepada kakak bahwa dia akan menikah terlebih dahulu dan agar kakak tidak merasa sakit hati atau sedih.
Sementara
itu dikediaman mempelai wanita, Selvin juga melakukan salah satu tradisi yaitu
kedua orang tua Selvin memakaikan penutup wajah dan memberikan corsage untuk nanti dipasangkan dijas
Rudy.
Pada tradisi Tionghoa, menggunakan penutup wajah masih banyak dilakukan dan dipercaya. Tujuan awal tradisi ini adalah agar pengantin wanita tidak dilihat oleh pria lain selain suaminya. Namun, dewasa ini penutup wajah sudah banyak dimodifikasi dan disesuaikan dengan gaun yang dikenakan pengantin, sedangkan pada awalnya penutup wajah tersebut tidak menggunakan bahan transparant.
Setelah mengenakan penutup wajah, Selvin menunggu kedatangan Rudy didalam kamarnya.
Setibanya
dikediaman Selvin, Rudy tidak disambut oleh Selvin diluar kamar, seperti halnya
tradisi pengantin Tionghoa, kedua
mempelai harus bertemu dikamar pengantin. Rudy terlihat sangat antusias dan
ingin segera bertemu dengan Selvin. Saat keduanya bertemu, terpancar senyum
kebahagiaan pada wajah masing-masing.
Rudy memberikan hand bouquet pada
Selvin dan kemudian Selvin memasangkan corsage
pada jas yang dikenakan Rudy. Lalu Rudy membuka penutup wajah Selvin dan
mencium keningnya, setelah itu keduanya saling memakaikan cincin. Setiap detail
yang mereka lakukan tersebut tak luput dari penglihatan fotografer. Senyum
bahagia slalu terlihat sepanjang apapun yang mereka lakukan.
Sebelum
menuju venue diselenggarakannya acara pernikahan mereka, tak lupa fotografer
mengabadikan kedua mempelai didalam kamar pengantin dan dengan keluarga Selvin.
Sesi
foto studio pengantin dengan keluarga inti dilakukan di venue sebelum
dilaksanakannya prosesi pengantin masuk ( kirab
), senyum bahagia terus terpancar dari kedua mempelai dan keluarganya.
Sekitar
jam 19.00 para tamu sudah mulai hadir dan prosesi pengantin masuk ( kirab) akan dilakukan. Terlihat
ketidaksabaran dari para tamu untuk segera menyaksikan pasangan ini berjalan
dikarpet merah ( red carpet ) dengan
anggunnya menuju pelaminan. Seperti biasanya susunan prosesi kirab pengantin dalam konsep internasional, kedua orang tua pengantin
berjalan terlebih dulu disusul dengan para saudara kandung baru kemudian kedua
mempelai.
Pada saat pengantin masuk ruangan, Rudy menggandeng tangan Selvin dengan gagahnya dan senyum mereka selalu menggambang untuk membalas sapaan para tamu yang telah hadir.
Di pergola ranting setelah pintu masuk, sebelum keduanya menuju pelaminan, Rudy menarik lonceng tepat diatas keduanya, membuat kelopak- kelopak mawar merah bertaburan diatas mereka. Selvin dan Rudy tertawa bahagia dan team Sandra’s Project membuat buble- buble beterbangan disekitar pengantin, pemandangan yang sangat indah dan memukau, membuat para tamu ikut serta larut dalam prosesi ini kemudian keduanya melanjutkan kembali berjalan di red carpet menuju pelaminan.
Setelah
sampai dipelaminan. Sejenak pengantin, keluarga dan para tamu dengan khidmat
mendengarkan sambutan dan doa yang diberikan dari keluarga.
Selanjutnya
pengantin memotong wedding cake yang
berada didepan pelaminan, Selvin dan Rudy berjalan menuruni pelaminan ditemani
oleh orang tua keduanya. Wedding cake
warna putih yang dihiasi bunga mawar itu dipotong kemudian mereka memberikan
suapan potongan tersebut kepada orang tua. Pengantin menyuapi wedding cake satu
sama lain dan selanjutnya terdengar suara teriakan para tamu yg hadir “
Cium,,cium,,cium,,’’, keduanya berciuman.
Sevin
dan Rudy menuangkan champagne pada
setting gelas champagne, menuju
pelaminan kembali dan memberikan gelas champagne
kepada orang tua .Selanjutnya toss dengan keluarga dan para tamu.
Untuk
wedding cake dan toss champagne
biasa dilakukan di International Wedding Concept, sedangkan untuk champagne itu sendiri, diIndonesia seringkali beberapa pengantin
memilih untuk tidak menggunakan original champagne,
tapi hanya menggunakan botolnya saja kemudian direffil dengan juice
atau soft drink lainnya yang tidak
mengandung alcohol.
Seperti
acara wedding pada umumnya, antrian para tamu
untuk sekedar memberikan ucapan selamat kepada pengantin dan keluarga
tidak dapat dipungkiri pastinya. Untuk menghindari kejenuhan para tamu yang
sedang mengantri dan menikmati hidangan, tentu acara tersebut dimeriahkan oleh
adanya entertainment / music yang telah disiapkan. Disinilah
salah satu fungsi adanya entertainment/
music, untuk lebih memeriahkan suasana agar tidak cenderung sepi atau hanya
suara riuh para tamu saling mengobrol.
Sebelum
acara lempar boneka, kedua pengantin ini memilih untuk minggle atau turun menyapa langsung para tamu yang hadir dan
memberikan gift. Sepertinya
kebahagiaan Selvin dan Rudy tak bisa disembunyikan saat secara langsung menyapa teman-teman yang
hadir . Senyum bahagia itu selalu mengambang diwajah keduanya.
Tidak banyak pasangan pengantin yang memilih untuk minggle, karena ada yang berpendapat repot, lebih melelahkan dan memakan waktu.Tapi minggle biasanya dipilih karena pasangan pengantin tersebut ingin langsung menyapa para tamu undangan yang hadir dan mengucapkan terimakasih dengan memberikan gift, berfoto-foto dan bercengkrama dengan teman-temannya.
Dan salah
satu sesi acara yang biasanya sangat ditunggu-tunggu oleh para tamu yang hadir
adalah lempar bunga atau lempar boneka.Banyak konsep yang bisa dipilih oleh
para pengantin disini, bisa dengan lempar bunga, boneka , balon atau konsep
lainnya yang diinginkan. Selain berharap akan mendapatkan gift atau hadiah dari
pengantin, para tamu juga masih percaya bahwa yang bisa mendapatkan lemparan
bunga atau boneka yang utama akan segera menyusul ke pelaminan atau segera
menikah, inilah kenapa biasanya MC menyebutkan yang boleh ikut serta
memperebutkan lemparan tersebut adalah yang masih single atau belum menikah.
Untuk Selvin dan Rudy sendiri, mereka memilih melempar boneka Teddy Bear dan tidak hanya satu boneka, kurang lebih ada 10 boneka tapi ada satu boneka yang mereka beri tanda dan yang mendapatkan boneka tersebut akan mendapatkan gift/ hadiah. Hadiah yang mereka siapkan adalah sebuah cincin emas. Para tamu sangat antusias untuk ikut serta berebut lemparan boneka, teriakan dan tawa terdengar diruangan tersebut.Dan akhirnya, cincin itu berlabuh di jari salah satu teman mereka.
Good job,,,,selamat menikmati hadiahnya,,,,tidak sia-sia berdesakan dengan tamu yang lain ! .
Sebelum
akhirnya semua sesi acara selesai, tentu tidak akan luput dari penglihatan
fotografer yaitu foto-foto dipelaminan, terutama pengantin, keluarga dan
pendamping pengantin.
Dari
awal hingga akhir acara sepertinya senyum sang pengantin tidak pernah habis,
kebahagiaan itu terus menerus terpancar
dari keduanya. Menghipnotis semua yang hadir dan menyaksikan untuk turut serta merasakan
kebahagiaan yang saat ini mereka rasakan.
Happy wedding Selvin dan Rudy,,terimakasih telah mempercayakan Sandra’s Project untuk terlibat langsung dalam moment bahagia ini.
Selamat menempuh hidup baru dan bahagia selalu ,,,,,,
-
Adat Pernikahan: Internasional
Lokasi: Gedung Mahkamah Konstitusi Bekasi.
Selvin dan Rudy merupakan pasangan yang sangat simple dan mandiri, semua persiapan menjelang acara terpenting dalam hidup mereka, mereka kerjakan semuanya sendiri tanpa banyak melibatkan keluarga besar. Pasangan ini bertemu dengan Sandra’s Project hanya 2 kali, pertama pada saat booking awal sekaligus menjelaskan konsep seperti apa yang mereka inginkan dan technical meeting di venue. Keduanya mempercayakan semuanya kepada Sandra’s Project. Dengan hanya ditemani oleh sepupunya , pasangan ini menghadiri technical meeting untuk memastikan semua persiapan terakhir dengan Sandra’s Project dan vendor lainnya.
Untuk keseluruhan dekorasi mereka memilih tema warna gold dan maroon, warna tersebut mampu menyulap seluruh ruangan terlihat lebih elegan dan mewah. Mulai dari peletakan standing flower, meja gallery dengan foto-foto kedua mempelai, gazebo, pergola ranting diarea pintu masuk dan keluar, panggung music, penempatan buffe dan area tamu VIP, semuanya tertata rapi, sesuai dengan konsep yang telah disepakati.
Biasanya tradisi pengguntingan pita merah juga disertai dengan memberikan hadiah (plangkahan ) kepada kakak yang belum menikah tersebut.Tradisi barang plangkahan tidak hanya ada di tradisi jawa atau sunda, tetapi juga pada tradisi pengantin Tionghoa. Hal ini dilakukan dengan tujuan pengantin meminta izin kepada kakak bahwa dia akan menikah terlebih dahulu dan agar kakak tidak merasa sakit hati atau sedih.
Pada tradisi Tionghoa, menggunakan penutup wajah masih banyak dilakukan dan dipercaya. Tujuan awal tradisi ini adalah agar pengantin wanita tidak dilihat oleh pria lain selain suaminya. Namun, dewasa ini penutup wajah sudah banyak dimodifikasi dan disesuaikan dengan gaun yang dikenakan pengantin, sedangkan pada awalnya penutup wajah tersebut tidak menggunakan bahan transparant.
Setelah mengenakan penutup wajah, Selvin menunggu kedatangan Rudy didalam kamarnya.
Pada saat pengantin masuk ruangan, Rudy menggandeng tangan Selvin dengan gagahnya dan senyum mereka selalu menggambang untuk membalas sapaan para tamu yang telah hadir.
Di pergola ranting setelah pintu masuk, sebelum keduanya menuju pelaminan, Rudy menarik lonceng tepat diatas keduanya, membuat kelopak- kelopak mawar merah bertaburan diatas mereka. Selvin dan Rudy tertawa bahagia dan team Sandra’s Project membuat buble- buble beterbangan disekitar pengantin, pemandangan yang sangat indah dan memukau, membuat para tamu ikut serta larut dalam prosesi ini kemudian keduanya melanjutkan kembali berjalan di red carpet menuju pelaminan.
Tidak banyak pasangan pengantin yang memilih untuk minggle, karena ada yang berpendapat repot, lebih melelahkan dan memakan waktu.Tapi minggle biasanya dipilih karena pasangan pengantin tersebut ingin langsung menyapa para tamu undangan yang hadir dan mengucapkan terimakasih dengan memberikan gift, berfoto-foto dan bercengkrama dengan teman-temannya.
Untuk Selvin dan Rudy sendiri, mereka memilih melempar boneka Teddy Bear dan tidak hanya satu boneka, kurang lebih ada 10 boneka tapi ada satu boneka yang mereka beri tanda dan yang mendapatkan boneka tersebut akan mendapatkan gift/ hadiah. Hadiah yang mereka siapkan adalah sebuah cincin emas. Para tamu sangat antusias untuk ikut serta berebut lemparan boneka, teriakan dan tawa terdengar diruangan tersebut.Dan akhirnya, cincin itu berlabuh di jari salah satu teman mereka.
Good job,,,,selamat menikmati hadiahnya,,,,tidak sia-sia berdesakan dengan tamu yang lain ! .
Happy wedding Selvin dan Rudy,,terimakasih telah mempercayakan Sandra’s Project untuk terlibat langsung dalam moment bahagia ini.
Selamat menempuh hidup baru dan bahagia selalu ,,,,,,
-
Adat Pernikahan: Internasional
Lokasi: Gedung Mahkamah Konstitusi Bekasi.